Kamis, 15 Januari 2009

MUDA BERDAKWAH…?SIAPA TAKUT…..

MUDA BERDAKWAH…?SIAPA TAKUT…..


Bel istirahat pun berbunyi.Teng…teng…teng. Seakan-akan bersahutan memanggil siswa yang sedang belajar di kelas. Para siswa pun berteriak kegirangan, ingin rasanya segera melepas penat setelah berjam-jam bergelut dengan “celotehan”guru. Kebanyakan mereka pergi ke kantin untuk mengisi perut dan membeli minuman, Ada juga yang lebih memilih ke perpustakaan untuk membaca buku, atau hanya berdiam diri di kelas.
“Ikut sama saya yuk!”.Tiba-tiba terdengar suara menyapa.
“Ke mana?”
“Ke mushollah untuk sholat dhuha. Manfaatkan waktu istirahat ini untuk bertaqarrub (mendekatkan diri) pada Allah.”
Wahai pemuda… adakah di antara kita yang bisa seperti itu? Di saat orang lain sibuk memikirkan aktifitas keduniaan mereka. Di mana zaman berkata bahwa masa remaja adalah masa untuk menemukan jatidiri. Tiba-tiba muncullah sesosok pemuda yang dengan semangat menggelora, lebih memilih untuk mempunyai jati diri sebagai orang yang “asing” dan lain dari yang lain. Yuuup….mereka senantiasa ingat akan RabbNya. Bahkan ia mulai mengajak teman-temannya untuk menyambut hidayah Allah yang terlebih dahulu telah ia rasakan.
Bila Masjid ramai dipenuhi orang-orang tua, itu adalah sesuatu yang sangat biasa. Sudah sewajarnya orang-tua lebih mendekatkan diri kepadaAlloh ‘Azza wa jalla, karena mungkin dihantui oleh usia mereka yang membuat mereka yakin sudah bakal pulang kembali menghadap Allah.
Tapi anda haruslah merasa bangga ketika ada seorang pemuda yang hatinya terpaut jika mendengar panggilan adzan dan bergegas menuju ke mesjid.
Allah telah menetapkan pada ummatnya kewajiban untuk menuntut ilmu.
“Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim”
Syeikh Abdullah bin Baz rahimahullah dalam bukunya "menebar ilmu menuai pahala" mengatakan bahwa ilmu yang dimaksud adalah ilmu syar'i (ilmu yang mengajarkan apa saja yang harus dilakukan oleh seorang tentang agamanya), baik berupa ibadah maupun



muamalah. Ilmu tersebut meliputi tentang Allah, sifat – sifatNya, dan apa saja yang harus kita lakukan untuk-Nya dan apa saja yang harus kita hindari untuk mensucikanNya. Waktu untuk belajar agama di sekolah yang hanya 2 jam setiap pekannya, dirasa sangatlah kurang untuk menjadi pembenteng keimanan kita. Olehnya,menuntut ilmu agama tidaklah monoton di sekolah. Allah mewajibkan kita untuk menuntut ilmu addin, dan kemajuan teknologi memberikan kita kemudahan. Begitu banyak siaran di televisi dan radio yang menyuarakan dakwah. Begitu pula dengan ta’lim di masjid-masjid yang selayaknya jangan pernah kita lewatkan
Kita adalah seorang muslim maka tunjukanlah prinsip “Isyhaduu bi anni muslimin”(saksikanlah bahwa saya seorang muslim). Berjalan ke masjid dengan memakai baju gamis dapat menjadi ladang pahala bagi kita. Bayangkan orang lain yang melihat kita walaupun mungkin secara tidak sengaja, kemudian dengan perantara kita minimal Ia teringat pada Allah ‘Azza wa jalla, insya allah hal itu akan bernilai ibadah bagi kita.
Apatah lagi jika kita mengajak orang lain ke masjid, kemudian Ia tergerak hatinya untuk ikut shalat ke masjid. Kemudian Allah memberinya hidayah untuk menjaga shalat wajibnya di masjid, lalu seiring berjalannya waktu orang tadi telah menjadi seorang yang senantiasa berdakwah pada orang lain. Andaikata ada seribu orang yang mendapat hidayah karena ceramah ustadz tadi, insya Allah kita akan mendapatkan bonus “cucuran” pahala bahkan tanpa kita sadari.
“Barang siapa yang menunjuki suatu jalan kebaikan maka ia akan mendapat pahala yang sama tanpa mengurangi sedikitpun pahala orang yang melakukan kebaikan tsb.
Subhanallah…..!!Ingatlah semua itu tadi berawal dari “dakwah bisu” seorang pemuda.
Kita sebagai pemuda hendaknya sadar betul akan potensi yang ada dalam diri kita. Kalau para politisi mengatakan bahwa pemuda adalah generasi penerus bangsa, maka Islam pun berkata pemuda adalah tonggak perjuangan Islam dan pemegang panji perjuangan dakwah.
Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa salam menceritakan sepenggal kisah dari suasana padang mahsyar. Tatkala jarak matahari tidak lagi dihitung dengan jarak puluhan kilometer dari bumi, bahkan tinggal sejengkal atau se-mil dari kepala kita. Siapapun bisa menerka betapa panasnya kala itu.
Akan tetapi Rasulullah memberi kabar gembira pada tujuh kriteria ummatnya yng mana ia akan menikmati keteduhan dan sejuknya zhilal (naungan) Allah Azza wa Jalla.
Salah satunya adalah “Pemuda yang tumbuh dengan ketaatan dan senantiasa beribadah kepada Allah”.
Kita selayaknya merasa prihatin dan bersikap kritis dengan kondisi anak pemuda sekarang yang mulai digerogoti dengan menjamurnya pengaruh Barat yang menyerang pemikiran kita.Mulai dari model rambut, pakaian, yang lebih parah jika kita ikut-ikutan merayakan hari besar mereka.
Manfaatkanlah hembusan nafas setiap detik, memikirkan agama ini dengan menuntut ilmu dan berdakwah.
“Ada dua nikmat yang terkadang orang tertipu karenanya; kesehatan dan waktu luang”. (HR.Bukhari)
Maka senantiasalah bersyukur atas nikmat Allah Azza wa Jalla di saat kita sehat. Jangan cuma waktu sakit saja kita baru menyebut-nyebut nama Allah. Munculkanlah segala potensi yang Allah Azza wa Jalla karuniakan pada kita. Sungguh langkah kita di masa muda adalah penentu masa tua kelak. Bekerja dalam suatu organisasi akan memberikan pengalaman baru untuk bertindak. Apalagi aktif dalam remaja masjid dekat rumah atau rohis di sekolahta’. Kita bisa menawarkan diri mengambil peran yang sederhana. Misalnya antar jemput ustadz kalau ada ta’lim, membersihkan atau mengepel masjid. Simple tapi berpahala lhoooo!!Dan ingatlah masa muda kita akan kita pertanggungjawabkan pada Allah Azza wa Jalla di akhirat kelak.
“Pada hari kiamat ,kedua kaki seorang hamba tidak akan bergeser sebelum ditanyai : tentang umur, untuk apa dihabiskan; tentang ilmu untuk apa ia gunakan; tentang harta dari mana ia peroleh dan untuk apa ia gunakan; tentang badannya untuk apa ia gunakan” (HR At-Tirmidzi)
Tidak semua orang dikaruniai lisan yang pandai berbicara ataupun berceramah.Tapi ada yang memiliki bakat membuat tulisan yang bagus. Anak muda biasanya lebih kreatif, penuh ide baru dan segar.Dengan membuat majalah dinding yang secara teratur, rapi dan indah akan meningkatkan minat IQRO / baca teman-teman kita. Kita bisa memajangnya di mading mushollah ataupun mading OSIS.
Siswa yang sedang singgah di masjid akan bertambah Ilmunya, informasi Makin tersebar luas dakwah menjadi makin luas, makin gencar, dan remaja jadi semakin berwawasan dan tidak “misma” (miskin agama).
“Wahai Orang-Orang yang beriman jika kamu menolong agama Allah maka Allahpun akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu” (Q.S Muhammad : 7)
Tunggu apa lagi akhi…Tuntutlah ilmu agama yang merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Aturlah waktu untuk menghadiri majelis-majelis ilmu yang ada di sekitar rumah atau di sekolah. Jangan berbangga menghabiskan waktu duduk di “majelis jalanan”, hanya sekedar menyanyikan lagu gombal dan murahan. Amalkan dan sampaikan ilmu pada orang lain serta bersabar dalam upaya dakwah ini.
Berpuas-puaslah dalam ibadah ilallah. Di sanalah kita akan menemukan manisnya keimanan. Letih memang di awalnya, tapi di ujungnya manis dan sejuk yang terasa memenuhi relung jiwa. Jika sudah begini, bukankah di sini letaknya kebahagiaan masa muda……..????
Mungkin tulisan ini belum cukup membuat semua remaja bergeming dari keterpurukannya.
Tapi yakinkanlah bahwa antumlah orang pertama yang membuat suatu perubahan pada diri antum……
Berdakwah di usia muda..? Siapa takut……??!!!!
Wallahu Ta’ala A’lam.
(Dzul Fahmi )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar